alasan pria menyudahi hubungan

Seringkali kita tidak menydari kesalahan yang kita lakukan hingga momen Si Dia "mendepak" kita. Nah, inilah pengakuan 10 lelaki tentang alasan mereka memutuskan pasangannya.

1. Banyak Tuntutan"Buat saya, cewek yang terlalu sayang dan minta diperhatikan malah mengganggu banget. Saya pernah punya pacar seperti itu sekitar tiga tahun lalu. Waktu itu, saya dan dia baru jadian. Jadi, lagi mesra-mesranya. Hampir tiap lima menit sekali, dia menelepon saya Tapi kebetulan saya sedang sibuk-sibuknya dan harus sering ke luar kota. Jadi kami jarang ketemuan. Paling seminggu sekali, itu juga kalau tidak ada kerjaan. Lama-lama dia cemburu sama pekerjaan saya dan jadi sering marah. Setiap saya mau ke luar kota, harus ketemu dia dulu. Baru turun peawat, sudah disuruh mampir ke rumah. Sebelum tidur, dalam keadaan apa pun, harus telepon dulu. Capek deh! Saya putusin saja cewek itu.

"Zaki JP, 25, menikah, Staf Humas2. Tidak Jujur"Hal yang paling tak termaafkan adalah kalau dia enggak bisa dipegang omongannya alias enggak jujur. Sebagai laki-laki dan sebagai pacar rasanya enggak dihormati. Itu pernah terjadi sekitar lima tahun lalu. Mantan pacar saya melanggar kesepakatan. Sebelumnya, dia sudah janji enggak akan "jalan" sama teman-temannya yang membawa pengaruh buruk buat dia. Enggak tahunya, dia masih jalan terus sama teman-temannya itu. Ketahuan ketika datang ke rumahnya, orang rumah bilang dia lagi jalan sama mereka. Besoknya, langsung saja diputusin, meski dia mohon banget sampai nangis-nangis, (saya) enggak bisa memaafkan."Yunus Ilham, 31, Karyawan Swasta3. Tukang Memanfaatkan"It's all about money. Kayak lagu, ya, hehehe... Tapi itu yang pernah terjadi. Saya pernah "mendepak cewek gara-gara dia sering morotin saya alias matre (materialistis). Awalnya saya tidak sadar ketika dengan jurus rayuan mautnya, dia minta dibelikan ini-itu. Lama-lama kok, saya jadi merasa dia tidak tulus sayang sama saya dan sepertinya cuma "memanfaatkan" saya. Daripada tekor (merugi) lahir batin, lebih baik saya putusin cewek itu."Altair Tirtahadi, 29, Mnikah, Technical Support4. 

Terlalu Ikut Campur"Kalau saya paling tidak suka sama cewek yang suka ikut campur masalah pribadi saya. Mantan saya, orangnya memang pintar mengambil perhatian. Makanya, dia bisa dekat sama ibu saya. Sampai-sampai, dia menjadi "corong" ketika ibu saya ingin saya mengubah kebiasaan buruk saya. Enggak asyik kan? Pernah suatu hari, saya dan Ibu ada sedikit masalah. Ya biasalah, anak kadang berbeda pendapat dengan ibunya. Eh, dengan sok tahu dia menasihati saya, menyuruh saya pulang dan bicara sama ibu, wah, pokoknya terlalu ikut campur deh. Sekali-dua saya masih bisa toleran. Tapi kalau setiap ada masalah, dia selalu ikut campur, bete, kan? Akhirnya saya memilih putus daripada kepala pusing."Heri Kuswanto, 28, Lajang, Staf HRD5. Tidak Cocok"Yang namanya orang pacaran kan, memang butuh penyesuaian. Nah, terus kalau ternyata tidak sesuai alias tidak cocok, ya tidak perlu dipaksakan. Apalagi kalau tidak cocok itu menyangkut gaya hidup dan keluarga, wah mending tidak dilanjutkan deh. 

Dulu saya putus dengan pacar pertama karena gaya hidup kami tidak cocok. Dia senang keluyuran, sementara saya senang di rumah. Kalau sama yang kedua, saya putus gara-gara keluarganya tidak suka sama saya, yang dianggap cuma pegawai biasa. Daripada sakit hati, ya mending cari yang lain."Dwianto Basuki, 30, Lajang, IT6. Over Protective"Dulu aku pernah punya pacar protektifnya bukan main. Banyak larangannya. Yang tidak boleh capek lah, tidak boleh pulang malam, tidak boleh kerja lembur, dengan alasan nanti aku sakit. Memang sih, aku pernah dirawat di rumah sakit gara-gara penyakit tipus. Sejak itu, dia seolah kayak jadi perawatku. 

Wah, nyebelin banget. Lama-lama, aku tidak tahan. Aku minta break. Sempat balik lagi, tapi ternyata dia tidak berubah. Malah tambah parah. Mending putus saja sekalian."Wijoseno, 32, Lajang, Marketing7. Frigid"Gimana enggak bete, kalau diajak mesra dikit saja susah banget. Ada aja alasannya. Yang takut bablaslah atau apalah. Cowok kan juga punya "kebutuhan", hehehe... Lagian, gue tahu batas kok. Pasti enggak akan menyerempet bahaya. Yang kadang bikin enggak habis pikir, kalaupun dia "mau" , sikapnya tuh dingin. Seolah kayak dia frigid gitu deh. Jangankan buat bermesraan, ketemu saja kadang sikap dia juga dingin. Aneh! Baru jalan satu bulan, gue pilih bubar jalan."Andriyanto, 30, Lajang, Teknisi8. Banyak Aturan"Saya tidak suka dengan perempuan yang terlalu banyak mengatur. Habis, biasanya perempuan seperti itu rada-rada posesif. Sudah sering telepon, mau apa-apa diatur, harus begini-begitu, dan seterusnya. 

Yang jelas, dia mau tahu semua kegiatan saya, siapa saja teman saya, dan lain-lain. Pokoknya, bikin saya menjadi tidak nyaman deh. Pernah juga sih punya pacar yang seperti itu. Tapi saya tidak tahan, akhirnya saya putusin saja."Agung Suswanto, 31, Menikah, Staf Administrasi9. Kurang Pergaulan"Di kalangan teman-teman, saya dikenal sebagai cowok yang "gaul abis" dan saya ingin tetap mempertahankan reputasi itu. Suatu ketika, saya berkenalan dengan cewek cantik, pintar, tapi ternyata dia agak susah bergaul alias kuper. Setiap kali berkumpul dengan teman-teman saya, dia selalu tidak betah dan minta pulang. Awalnya, saya kira memang lelucon teman saya yang keterlaluan. Tapi ternyata dia yang memang tidak bisa masuk ke "lingkungan" saya. Lama-lama bikin malu, terpaksa deh saya putuskan.

"Mario, 28, Lajang, Account Executive10. Nempel Terus"Pernah ngerasain pacar nempel ke sana kemari? Sampai mau ke toilet pun dia ikut, hehehe...Wah, kacau deh. Itu pengalaman saya dengan pacar nomor dua. Orangnya memang posesif banget. Apa-apa harus izin sama dia. Mau ketemu dan nongkrong sama teman-teman, saya harus memberitahu dia. Kalau di acara itu ada ceweknya, dia pasti harus ikut. Benar-benar enggak bebas. Saya jadi seperti tidak punya privasi. Waktu mau putus, juga alot banget perjuangan saya. Tapi syukur sekarang saya sudah terbebas dari dia."Rudy Anggoro, 32, Lajang, Konsultan